Kunci Sukses Menjadi Sang Ahli

Kunci untuk Sukses
Kunci Sukses Menjadi Sang Ahli

Kunci Sukses Menjadi 'Sang Ahli' #1: Ikuti Kecenderungan Diri!

Apa Kamu dulu pernah punya mata pelajaran TIDAK Favorit (baca: me-muak-an) ketika masih sekolah? Mata pelajaran yang selalu Kamu harapkan gurunya/dosennya tidak masuk kelas. Kalaupun beliau hadir, Kamu tidak pernah bisa fokus dan selalu melihat jam setiap 5 menit, berharap kelas itu cepat selesai. Kira-kira, apa mungkin Kamu bisa menjadi ahlinya dalam bidang mata pelajaran tersebut?

Mungkin ada juga sebagian dari Kamu yang sejak kecil sudah dipesankan oleh orang tua agar ketika besar nanti menjadi dokter, menjadi polisi, menjadi pilot, menjadi direktur, atau jadi apapun yang sebenarnya Kamu sama sekali tidak tertarik pada semua profesi tersebut. Bahkan kalau Kamu bilang "Aku ingin menjadi pemain sepak bola profesional!" tidak ada yang mendukungmu bahkan sebagian orang di sekitarmu mengatakan "hari gini jadi pemain bola susah cari makan". Kemudian Kamu pun mulai memudarkan cita-citamu itu, menghapusnya pelan-pelan dan berusaha untuk berpikir "Hmm, ya, mungkin juga kalau Aku jadi dokter bisa dapat lebih banyak uang, nanti bisa sambil iseng-iseng main sepak bola". Kamu pun berusaha untuk masuk kuliah kedokteran, belajar tentang Neoplasma dan Degeneratif di kelas dan selalu melihat jam setiap 5 menit.

Inilah masalahnya! Terlalu banyak 'Ronaldo' yang dipaksa untuk menjadi dokter. Dia tidak pernah merasakan sakit otot karena berlatih fisik dengan keras. Dia pun tidak pernah merasakan derasnya adrenalin karena terlalu bersemangat ketika berangkat kerja ke rumah sakit.

Well, mungkin benar sang Dokter mungkin akan memiliki uang yang banyak, rumah yang bagus, mobil yang keren. Tapi dijamin, dia tidak akan punya peluang untuk menjadi 'Sang Ahli' di bidang kedokteran. Karena dia tidak akan bisa mendedikasikan ribuan jam untuk hal yang bukan menjadi kecenderungannya. Dia tidak akan tau rasanya penasaran mempelajari sesuatu dari bangun sampai tidur lagi, sampai terbawa saat mimpi, sampai bangun lagi pun masih penasaran mempelajari hal yang selalu menjadi kecenderungan di dalam pikirannya.

Mungkin banyak orang bilang "kita lakukan apa aja, yang penting nyaman bagi kita, enjoy life lah!", itu ada benarnya juga. Tapi dalam konteks bahasan kita saat ini adalah bagaimana menguasai suatu bidang sampai ke level 'Sang Ahli' atau 'The Master' atau 'Suhu' atau apalah sebutannya, You know what i mean. Kamu perlu melewati ribuan jam dalam fokus mengerjakan sesuatu hal untuk bisa menjadi 'Sang Ahli' dan Kamu tidak akan mampu melakukan hal tersebut, baik secara fisik maupun secara psikologi, jika Kamu tidak mengikuti apa yang menjadi kecenderunganmu dan melakukan hal yang bagi dirimu sangat-sangat menarik.

Kunci Sukses Menjadi 'Sang Ahli' #2: Mentor

Pada dasarnya Kamu memiliki waktu yang sangat terbatas. Kamu tidak bisa menghabiskan waktu seharian atau bahkan berminggu-minggu untuk mencari tau jawaban sendirian ketika Kamu menemukan suatu masalah dalam bidang yang sedang Kamu geluti. Sementara itu ada seseorang disana yang bisa mengajarkanmu dan memberikan solusi untuk memecahkan masalahmu dalam waktu beberapa menit atau beberapa jam saja. Maka yang perlu Kamu lakukan adalah mencari mentor alias guru dan berguru padanya.

Ada tiga langkah yang perlu Kamu lalui dalam proses 'menyedot darah mastah' (magang) ini:

1. Observasi

Kamu masuk ke dalam bidang yang menjadi ketertarikanmu tersebut, kemudian mempelajari bagaimana sistemnya berjalan. Kamu mencari informasi dari orang-orang yang sudah berhasil tentang apa saja yang mereka lakukan untuk berhasil. Jangan berusaha menunjukan kepada orang bahwa Kamu berbakat atau memiliki ide yang baru dalam hal ini, karena saat ini yang penting bagi Kamu adalah melakukan penelitian.

Tentu saja ada kemungkinan bahwa pelajaran yang Kamu dapat dari para mentor tersebut tidak 100% benar. Mungkin dari hasil penelitianmu, Kamu mendapatkan ide atau cara yang lebih baik dari apa yang telah mereka lakukan. Tapi ini bukanlah saatnya untuk mengumumkan hasil penelitianmu itu. Belum.

2. Melatih Kemampuan

Inilah saatnya Kamu melakukan ribuan 'jam terbang' untuk mengasah kemampuan. Jika Kamu seorang penulis, maka menulislah sepanjang hari. Jika Kamu seorang atlit, maka berlatihlah sepanjang hari. Jika Kamu ilmuan, maka belajarlah sepanjang hari. Ini adalah saat yang penuh perjuangan. Lakukan dengan penuh keyakinan atas apa yang kamu impikan.

Dan pada akhirnya nanti, ketika Kamu sudah melewati masa-masa yang penuh perjuangan tersebut, Kamu akan siap. Setelah banyak hal yang telah Kamu pelajari, pondasimu sudah sangat kuat, kemampuan dan keahlianmu pun sudah jauh meningkat dari saat pertama kali Kamu memulainya, maka saatnya bagi Kamu untuk merealisasikan ide!

3. Realisasikan Ide

Ciptakan sesuatu yang hebat! Sesuatu yang lebih efektif berdasarkan hasil penelitian yang sebelumnya telah Kamu lakukan. Sesuatu yang lebih baik. Sesuatu yang akan menjadi keunikanmu sendiri.

Contoh Kasus:
Katakanlah Kamu akan memulai sebuah bisnis online.
Temukan seseorang yang telah sukses untuk Kamu jadikan mentor atau panutan. Pelajari apa yang dia lakukan. Seperti apa tampilan webnya? Seperti apa sistem marketingnya? Seperti apa deskripsi produknya? Kamu teliti semua hal tersebut secara mendalam.

Kemudian setelah Kamu sudah mempelajari dan mengetahui bagaimana sistem bisnis miliknya bekerja, maka saatnya Kamu membuat membuat websitemu sendiri, membuat produk sendiri, dan mulai melakukan pemasaran.

Misalnya Kamu akan membuat website dengan wordpress. Kamu bisa mencari info dari seseorang yang menjelaskan tentang 'bagaimana caranya pakai wordpress' dalam beberapa jam saja atau Kamu bisa mempelajari tentang manual wordpress itu dari awal sendirian, dalam beberapa minggu.

Inilah indahnya teknologi, Kamu bahkan tidak perlu mengenal orang yang Kamu jadikan mentor tersebut. Pada akhirnya nanti, Kamu tidak saja berhasil menduplikasi sebuah bisnis (itu hanya sebagai pondasi saja), namun Kamu akan menghiasinya dengan apa yang menjadi keunikanmu di dalam websitemu sendiri. Ciptakan produk yang lebih baik, lakukan teknik marketing dengan lebih efektif. Itulah awal bagimu dalam membangun sebuah bisnis yang sukses.

Kunci Sukses Menjadi 'Sang Ahli' #3: Kecerdasan Sosial

Latihan, itu penting. Kecerdasan sosial, itu juga tidak kalah pentingnya. Kamu tidak akan berhasil dalam 2 kunci sebelumnya tanpa kunci yang satu ini.

Jika Kamu memiliki orang tua yang mengatur dan memaksakan cita-citamu, alih-alih Kamu berusaha menenangkan mereka dengan mengatakan "Iya, saya juga mau jadi seperti itu", Kamu malah menciptakan sebuah konflik dengan membantah keras perkataan mereka. Kamu diusir dari rumah padahal belum sedikitpun melatih kemampuan dalam hal apapun. Bukannya bisa berlatih sambil makan siang dengan masakan Ibu di rumah, Kamu malah nyasar bekerja sebagai tukang parkir di Minimarket.

Sama halnya ketika magang. Tampil sebagai pemain baru, Kamu langsung memamerkan kerja kerasmu dan berusaha menunjukan kepada orang betapa berbakatnya Kamu dalam hal tersebut. Kamu pikir itu keren dan mereka akan menghargai hal itu. Namun nyatanya bukan itu yang mereka pikirkan. Coba saja bayangkan jika Kamu berada di posisi mereka.

Banyak orang pintar yang tersingkir dari 'jalan keahlian' karena kurangnya kecerdasan sosial.

Kunci Sukses Menjadi 'Sang Ahli' #4: Bangkitkan Dimensional Mind

Mind (pikiran) dapat dibagi menjadi tiga jenis: original mind, conventional mind, dimensional mind.

1. Original Mind

Jika Kamu bertanya pada seorang anak kecil "kalau sudah besar nanti mau jadi apa?" kemudian anak itu menjawab "Aku ingin menjadi seorang guru!" lalu Kamu bertanya lagi padanya "Kalau jadi guru, nanti mau mengajar dimana?" dan Dia menjawab "Aku ingin jadi guru yang mengajar di seluruh duniaaa!" dan Kamu yang bertanya pun cengar-cengir sambil komentar "wah, luar biasa ya, hahaha!". Mengajar di seluruh dunia, itulah yang namanya Original Mind, gila dan kreatif.

2. Conventional Mind

Seorang profesor bergelar PhD ditanya "di kampus mana Anda ingin mengajar?" mungkin dia akan menjawab "Yang saya inginkan adalah mengajar di Harvard University" dan itu adalah pilihan terbaik yang muncul di dalam pikirannya, mengajar di sebuah kelas yang berisi 15 orang. Jika Profesor ini mungkin sudah berkutat dengan dunia ekonomi selama puluhan tahun yang juga artinya ribuan jam mempelajari seluk beluk ilmu yang ia tekuni, tapi pikirannya sudah kehilangan elastisitas, dia tidak dapat memikirkan sesuatu yang "gila" dan "kreatif". Inilah yang dinamakan Conventional Mind.

3. Dimensional Mind

Dimensional Mind adalah kombinasi antara kegilaan dan kreatifitas dari Original Mind dengan ketekunan dan kemampuan yang didapat dari pengalaman dan latihan selama ribuan jam. Ketika Kamu mampu menggabungkan dua hal tersebut (creativity + skill), saat itu lah Kamu menjadi "Sang Ahli" yang sebenarnya.

Coba kita perhatikan lagi perkataan si anak kecil yang ingin mengajar di seluruh dunia, terdengar gila bukan? Sebenarnya tidak juga, itu namanya INTERNET.

Si anak kecil memiliki pikiran yang kreatif dan itu hebat, tapi dia belum memiliki skill untuk melakukannya. Si profesor sudah memiliki skill, namun ke'gila'an dan kreatifitasnya telah pudar, sehingga dia tidak bisa melakukan hal yang luar biasa lagi. Jika dikatakan kepadanya "bagaimana pendapat Anda jika mengajar lewat youtube?" dengan conventional mind nya maka akan dijawab "youtube? tempat video lucu-lucu itu? saya ini PhD! jangan konyol deh". (ingat, ini hanya contoh, bukan berarti semua profesor seperti itu lho!)

Kamu harus merawat original mind dalam dirimu, kombinasikan dengan ribuan jam berlatih kemampuan, maka Kamu akan memiliki kesempatan untuk menciptakan sesuatu hal yang luar biasa. Itulah kekuatan dari Dimensional Mind.

Kunci Sukses Menjadi "Sang Ahli" #5: Kolaborasikan Intuisi dan Nalar

Ada yang namanya 'intuisi' dan ada juga yang namanya 'nalar', keduanya penting. Intuisi berhubungan erat dengan 'rasa', sedangkan nalar berhubungan erat dengan 'logika'. Namun, seringkali kita cenderung lebih berpihak kepada nalar dan mengabaikan intuisi.

Contoh: Katakanlah Kamu sudah menghabiskan ribuan jam berinvestasi pada berbagai jenis usaha. Sudah banyak dan berkali-kali gagal, dan sudah banyak juga yang berhasil. Kemudian seseorang mempresentasikan sebuah usaha dan produk miliknya, Kamu pun merasa dalam hatimu bahwa usaha ini pasti akan berhasil. Kamu pun menginvestasikan modal pada usaha tersebut. Tapi kemudian ada temanmu yang lain mengatakan "Gila lu ndro, kalau kita hitung rasionya, peluangnya kecil banget! Bakal rugi besar!"

Jika Kamu saat itu benar-benar sudah sangat berpengalaman, Kamu pasti bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa melihatnya. Ini bukan hal yang supernatural atau mistis. Susah juga untuk dijelaskan karena Kamu mendapatkan kemampuan tersebut dari hasil ribuan 'jam terbang'. Bukan berarti mengesampingkan nalar, hanya saja Kamu seolah mampu melihat 'gambar besar'nya.

Dan perlu diingat bahwa 'Sang Ahli' melakukan sesuatu yang hebat dan luar biasa karena dia mampu mengkombinasikan antara intuisi dan nalar.

The intuitive mind is a sacred gift and the rational mind is a faithful servant.
We have created a society that honors the servant and has forgotten the gift.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »